Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Qiqi, Kamu Sedang Melamarku? (3) 



Qiqi, Kamu Sedang Melamarku? (3) 

0Tidak masalah kalau Tang Yu menggendong gadis muda itu di depannya, tapi kenapa harus menggendongnya seperti hewan peliharaan kecil kesayangannya begitu!!!      
0

Bagaimana dia bisa memperlakukan gadis itu seperti domba yang memberikan bulu wol?     

Lin Zhenan melihat pemandangan yang tidak enak dipandang ini. Selain masih muda, mereka berdua juga belum menikah. Bagaimana mereka bisa berperilaku seperti ini? Interaksi antara mereka tampaknya sudah mencapai tingkat yang paling parah dari ini.     

Kakek Lin benar-benar sudah mencapai puncak kemarahannya. Dia menatap Tang Yu, tetapi cucunya yang berharga itu sepertinya tidak melihatnya. Tang Yu perlahan melepaskan lilitan rambut Pei Qiqi dengan tenang, kemudian menepuk punggungnya. "Bangun, beri salam pada Kakek."     

Pei Qiqi menatapnya dengan kebingungan.     

Tang Yu tersenyum kecil. "Bukankah kamu baru saja mengatakan kalau kamu ingin menikah denganku?"     

Pei Qiqi bangkit. Dia berdiri tegap dengan hati-hati, dan menatap Kakek Lin, yang jelas tidak mudah diprovokasi, lalu menyapanya, "Kakek."     

"Aku tidak punya cucu perempuan seperti ini." Kakek Lin akhirnya bisa berhadapan secara langsung dengan Pei Qiqi. Dia mendengus, kemudian kedua tangannya duduk dan mengangkat cangkir teh yang memiliki ukiran indah, lalu dia meminumnya.     

Tubuh Pei Qiqi mengikuti Lin Zhenan, yang berbalik ke sofa. Dia setengah berjongkok, mengambil teko di sisi meja, lalu menuangkan teh ke dalam cangkir Kakek Lin. Setelah itu, barulah dia berujar dengan suara lirih, "Kalau begitu, saya adalah calon cucu menantu."     

Kemarahan Kakek Lin justru semakin bertambah. Dia menatap wajah Pei Qiqi, dan nada suaranya menjadi lebih keras, "Dasar bocah! Berani-beraninya menjawab ucapan orang tua!"      

Lin Zhenan tidak suka orang yang suka menjilat orang lain dengan berperilaku sok baik dan menjunjung diri sendiri dengan tak tahu malu.      

"Tang Yu, putuskan hubunganmu dengan gadis ini sekarang. Semuanya sudah jelas. Berikan berapa banyak uang yang harus diberikan padanya, jangan sampai kurang satu sen pun juga." Dulu Kakek Lin adalah seorang pemuda dari keluarga kaya yang sangat luar biasa, baik dalam hal IQ dan penampilan. Dia juga pernah memutuskan hubungan dengan pelacur terkenal.     

Tang Yu tersenyum. Dia tetap tenang dan sangat santai dalam menghadapi kemurkaan kakeknya. Sebelum Pei Qiqi datang kemari, bahkan sebenarnya dia sudah berusaha menenangkan kakeknya berkali-kali. Jika tidak, sekarang keadaannya tidak akan seperti ini.     

"Kakek, Qiqi masih kecil, berbeda dengan wanita-wanita di luar sana." Tang Yu juga meminum seteguk dari dalam cangkir tehnya, lalu menatap Pei Qiqi dan mendengus pelan, "Kau hanya berusaha menyenangkan Kakek, tapi tidak mengisi ulang teh dalam cangkirku."     

Pei Qiqi belum pernah memperlakukan Tang Yu selayaknya istri yang melayani suaminya, tapi kini dia bergegas mendekat dan menuangkan teh ke dalam cangkir Tang Yu.     

Begitu Pei Qiqi selesai menuangkan teh, Tang Yu tidak membiarkannya pergi. Dia mengulurkan tangannya untuk menangkap tangan kecil Pei Qiqi, dan langsung menarik gadis itu sampai duduk di atas pangkuannya.     

Tang Yu memiliki tangan dan kaki yang panjang. Sementara itu, Pei Qiqi, yang bertubuh mungil, duduk di atas pangkuannya dengan cara yang sangat berbeda, sungguh seperti anak kecil.     

Pak Tua Lin tidak bisa melihat pemandangan vulgar seperti ini lebih lama lagi. Dia menatap cucunya, yang selalu memasang wajah serius, dan berkata, "Tang Yu, memangnya apa baiknya gadis ini? Meskipun memiliki paras yang sempurna, tetapi dia tidak punya dada dan pantat yang menonjol... Seluruh tubuhnya bahkan begitu kurus kering, tidak ada dagingnya!"     

"Aku tidak mencari wanita untuk dimakan!" Tang Yu memandang gadis kecil yang sedang berjuang melepaskan diri dari pangkuannya. Dia berkata secara perlahan, "Sebenarnya, aku lebih menyukai makan daging iga (orang kurus)."     

Pei Qi benar-benar marah. Bisa-bisanya Tang Yu mengatakan omong kosong seperti itu di depan Kakek Lin.     

Sebelum Pei Qiqi mengatakan sesuatu, Lin Zhenan kembali menatap Tang Yu dengan penuh kemurkaan. "Tang Yu, kamu itu terlalu terobsesi dengan sesuatu yang tidak penting. Kamu hanya bermain-main, sehingga tidak bisa berpikir secara rasional untuk kemajuan masa depanmu sendiri."     

Pei Qiqi seketika merasa kesal, "Aku bukan barang!"     

Setelah melontarkan kalimat ini, Pei Qiqi langsung menggigit lidahnya sendiri. Dia menyesali reaksi spontan yang baru saja ia lakukan!     

Barusan dia bicara apa!!!     

Terlihat jelas kalau Tang Yu dan Kakek Lin juga cukup terkejut dengan respon Pei Qiqi. Tanpa diduga, ternyata Pei Qiqi juga bisa merasa direndahkan seperti ini.      

Setelah suasana hening untuk sementara waktu, Kakek Lin mengusap-usap jenggotnya sendiri dan berkata dengan nada mengejek, "Banyak yang bilang bahwa wanita memiliki keutamaan: wanita tidak perlu memiliki bakat, tetapi hanya perlu menuruti suaminya! Kebodohanmu ini tidak menghilangkan kelebihanmu."     

Pei Qiqi menggigit bibirnya, dan wajahnya memerah malu.     

Tang Yu terkekeh. "Aku tidak ingin berterima kasih kepada Kakek atas pujiannya."     

"Itu bukan pujian!" Pei Qiqi mengerucutkan bibir mungilnya. Kebaikan yang dia lakukan sebelumnya telah hilang sepenuhnya. Dia sungguh merasa tertekan karena malu.     

Lin Zhennan memandang Pei Qiqi, gadis yang tampak tidak bisa apa-apa, tetapi dapat menimbulkan perasaan senang. Meski begitu, tidak tampak ekspresi apapun di wajahnya. Sebaliknya, dia justru memasang raut wajah yang sedatar papan. "Bodoh sekali. Tang Yu, kamu juga tidak menyanggah?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.